Kamis, 22 Maret 2012

SAMBATAN : TRADISI GOTONG-ROYONG YANG MULAI DITINGGALKAN

Seringkali sejak kita SD kita diajari cara hidup bergotongroyong, tetapi pada kenyataannya sikap individualah yang kita andalkan. Di jaman yang modern ini ternyata masih ada tradisi mendirikan rumah dengan beramai-ramai oleh para lelaki di kampung tanpa bayaran sepeserpun.

Hal ini terjadi di Kec. Gabus, Pati di rumah baru adik perempuanku di mana aku untuk pertama kalinya ikut “sambatan” tersebut.

Pondasi rumah & kayu-kayu memang sudah di persiapkan oleh para tukang ahli. Pada saat mendirikannya (14 Maret 2011) itulah kami bergotongroyong bahu-membahu sambil bercanda maupun serius membangun sebuah rumah.

Bayangkan saja rumah yang biasanya jadi dalam waktu berbulan-bulan, ini bisa berdiri dalam 1 hari saja. Hal ini membuat aku keheranan sekaligus takjub. Rasa lelah hampir tidak terasa padahal aku tidak terbiasa bekerja berat.

Belum lagi adzan Duhur berkumandang, Alhamdulillah semua genteng sudah naik. Maka tibalah saat istirahat makan siang. Setelah di doakan bersama-sama, kami pun bersantap hidangan yang telah di masak para wanita. Teman-temanku, inilah salah satu makanan yang terlezat yang pernah aku makan. Padahal lauknya cuma lalapan, sepotong ayam dan minumannya dari kendi.

Apakah mungkin karena kebersamaan kami, atau mungkin inilah yang disebut keberkahan dari Yang Maha Kuasa, karena keikhlasan dari para penduduk desa dalam membantu tetangga & kerabatnya.

Aku jadi berfikir bahwa kemudahan kita dalam mendapatkan uang, kemudian apapun permasalahan kita selesaikan dengan uang adalah cara-cara hidup manusia modern yang kita anggap efektif. Tetapi ternyata banyak sekali kita kehilangan semangat kebersamaan, persaudaraan yang ada di antara kita.

1 komentar:

  1. Juga ada di fb ku :

    http://www.facebook.com/photo.php?fbid=205863079514545&set=a.165799213520932.25698.100002725624293&type=1&theater

    BalasHapus