B I A S W A R N A
Syair
dan lagu oleh Ebiet G Ade
Penafsiran
dan gambar oleh Nur Hadi
*******************************
Mendengarkan
sebuah lagu tentunya akan sangat nikmat apabila kita mengetahui makna yang
terkandung di dalamnya. Apalagi lagu tersebut sangatlah indah syairnya.
Tentu
saja diantara kita ada yang bertanya : mengapa kita bersusah payah menjabarkan
sebuah lagu? Kita dengarkan saja kan sudah cukup.
Sahabat-sahabatku
sekalian, sebuah cincin permata akan dihargai rendah jika kita menawarkannya
kepada seorang tukang sayur. Tetapi apabila kita meminta pendapat kepada
seorang ahli permata, maka akan kita ketahui bahwa cincin tersebut sangatlah
mahal harganya melebihi harga batu-batu biasa jutaan kali lipat.
Saya
melihat lagu Bias Warna ini adalah salah satu lagu yang nilainya bagaikan
permata yang cemerlang berkilauan. Dan akan saya coba ungkapkan makna yang
terkandung di dalamnya, tentu saja menurut pengetahuan yang ada pada diriku
yang tak seberapa ini. Akupun belum tentu bisa menjalankannya di kehidupan
sehari-hari. Tetapi setidaknya kita belajar dan berusaha.
Semoga
bisa menambahkan penjiwaan tentang lagu ini saat kita mendengarkan dan
menyanyikannya dalam masa yang akan datang :
______________
B
IAS WARNA
Sudah
berkali-kali saya mendengar para seniman berkata bahwa Tuhan adalah bagaikan
‘pelukis’. Tentu saja karena keindahan warna-warni ciptaanNya yang tak bisa
disaingi oleh seniman manapun di dunia ini.
Maka
dapat dikatakan bahwa setiap benda dan peristiwa dalam alam semesta ini adalah
“bias warna”. Tetapi setiap orang melihatnya dengan cara yang berbeda-beda
sesuai dengan pengetahuan yang di dapatnya.
Ada
yang hanya bisa melihat satu atau sebagian kecil saja warna. Maka ia bagaikan
seorang buta yang memegang buntut gajah dan menganggap bahwa gajah adalah
seperti seutas tali yang kecil dan panjang. Tentu saja ia akan ditertawakan
oleh orang –orang yang bisa melihat (tidak buta).
Ada
juga yang selalu mempertanyakan kenapa yang ini warnanya begini, sedangkan yang
lain berwarna begitu, sehingga jiwanya tidak tenang.
Sementara
sebagian yang lainnya menganggap bahwa semua warna adalah untuk kepentingan
nafsunya. Sehingga ia selalu mengadakan kerusakan dan berada dalam kegelapan,
layaknya seorang pengendara yang buta warna, sehingga ia tidak dapat membedakan
mana larangan dan mana yang diperbolehkan. Maka ia akan membahayakan dirinya
sendiri dan orang-orang disekitarnya.
Diantara
kita ada segolongan orang yang melihat bahwa semua ciptaan Tuhan di dunia ini
adalah perpaduan keindahan warna yang harmonis dan berasal dari “satu warna”
yang kemudian akan kembali pada warna aslinya yaitu Tuhan Sang Pencipta. Maka
ia selalu berada dalam warna yang terang sehingga selalu dalam keadaan bersabar
dan bersyukur.
Maka
setiap individu akan di beri kebebasan untuk memilih warna apa yang akan
menjadi jalan hidup masing-masing. Tetapi ingatlah bahwa pilihan kita nantinya
akan dimintai pertanggung jawaban.
WARNA
DALAM GUGUSAN ALIS MATA
SERING TERBACA MENYESATKAN
SERING TERBACA MENYESATKAN
Melihat
sesuatu itu ada 3 tingkatan : Dengan
mata kepala, dengan akal dan dengan matahati.
Misalnya
: mata kepala kita melihat bahwa bulan lebih besar daripada bintang yang
sinarnya hanyalah berupa kerlipan . Padahal menurut mata akal bintang ukurannya
jauh lebih besar daripada bulan karena jarak bintang yang sangat jauhlah yang
membuat bintang tampak lebih kecil. Tetapi dengan matahati kita akan melihat
lebih detail lagi. Karena kita akan berusaha meneliti, mengadakan riset dan
menciptakan teropong yang secangih-canggihnya untuk mengetahui ukuran,
pergerakan dan unsur-unsur apakah yang terkandung dalam bulan dan bintang
tersebut.
Tetapi
kebanyakan orang lebih mengandalkan penglihatan mata fisik. Maka mata kita akan selalu tertipu oleh para tukang sulap.
Padahal tukang sulap dalam kehidupan ini adalah hawa nafsu yang ditunggangi
iblis beserta pasukannya.
SEMENTARA
DI DALAM BERGEJOLAK
DI
LUARNYA JUSTRU SEPERTI BISU
Sesungguhnya
banyak sekali tipuan yang ada di dunia ini. Apakah kita tahu tentang seseorang
yang duduk diam padahal dia sedang ada dalam masalah yang besar? Atau orang
yang berpakaian rapi dan berbicara manis tetapi ternyata seorang penipu?
BIRU
MEMBERSITKAN KASIH YANG TULUS
KADANG DITAFSIRKAN KELIRU
KADANG DITAFSIRKAN KELIRU
Bencana
dan ujian sebenarnya adalah wujud kasih sayang Tuhan kepada kita agar kita
tidak tersesat jalan. Tetapi kita sering kali menafsirkannya dengan warna
kemarahan dan ketidaksabaran. Sedangkan kemewahan dunia malah sering membuat
kita lupa dan menurutkan hawa nafsu
PERGUMULAN YANG SENGIT DALAM HIDUP
MEMAKSA KITA SERING PURA-PURA
Dalam
menjalani kehidupan tentu saja kita harus bersinggungan dengan berbagai macam
warna manusia. Maka yang seringkali kita pakai adalah pakaian bunglon. Kita
terpaksa bernegosiasi dengan keadaan yang memaksa kita menjual harga diri demi
melanjutkan hidup.
Sedangkan
warna seekor rajawali sangatlah jarang kita temui pada saat ini. Padahal
rajawali adalah rajawali di mana pun ia berada. Apakah kita masih memegang
warna kejujuran ataukah kita akan terseret warna kemunafikan maka kita
sendirilah yang menentukannya.
***
SAPUAN
KUAS, NYANYIAN, PUISI HARUS LAHIR
DARI RENUNGAN, MENGENDAP DI JIWA
DARI RENUNGAN, MENGENDAP DI JIWA
DAN
TUANGKAN SEJUJURNYA
Semua
pekerjaan seharusnya dimulai dengan niat baik dan dijalankan dengan ikhlas
sepenuh hati. Sedangkan kejujuran adalah ujung tombaknya. Maka hati kita akan
senantiasa dalam keadaan bersih dan mendapatkan ketenangan jiwa.
RINDU, DENDAM, KATA HATI
MESTI DITERJEMAHKAN DALAM BAHASA YANG JERNIH
Semua peristiwa terutama yang pahit harus di terima dengan hati yang jernih. Yaitu hati yang selalu berbaik sangka kepada semua keputusan Tuhan. Maka kita akan diberi jawaban tentang segala pertanyaan dalam hidup ini.
HITAM, MENENGGELAMKAN SISI GELAP
MATA SERING TERPAKSA BERLAGAK BUTA
Tetapi kebanyakan dari kita lebih menyukai warna yang gelap. Yaitu dengan mengesampingkan kebenaran. Semua yang dikerjakan adalah hanya demi memenuhi nafsu duniawi belaka padahal kita dibekali dengan akal fikiran.
back to ***
MARAH,
LUKA, DUKA JIWA
MESTI DITUMPAHKAN DENGAN SUARA LANTANG …..
MESTI DITUMPAHKAN DENGAN SUARA LANTANG …..
Perasaan
marah, luka dan penderitaan seharusnya tidak membuat kita lemah. Bahkan itu
adalah cara Tuhan untuk menempa jiwa kita agar terlatih dan menjadi kuat.
HO
HO HO HO HO HO HO HO
HO HO HO HO HO HO HO HO
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=214451215322398&set=a.156191754481678.24101.100002725624293&type=3
BalasHapus