Selasa, 22 Mei 2012

PESAN APAKAH DIBALIK : JATUHNYA PESAWAT SUKHOI SSJ 100 DI GUNUNG SALAK ?





RABU, 9 Mei 2012 sekali lagi bencana datang. Tak mengira sebuah pesawat yang masih baru jatuh menghantam di tebing gunung. Hampir-hampir tak ada yang marah, karena pada siapakah kemarahan itu dilampiaskan? 


Yang ada hanya duka mendalam. Yang ada hanya kepasrahan, karena tak kuasa menahan kehendak dari Yang Maha Berkehendak. Semoga para korban mendapat tempat yang layak di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran dalam menghadapi cobaan ini. Amin.

LALU mengapa seorang pramugari cantik yang menjadi salah satu korbannya? Dan bukannya seorang koruptor jahat yang merampok uang rakyat ?

Sesunguhnya keadilan Tuhan sangatlah halus. Jadi tentang penyebab terjadinya bencana dari masing-masing korban biarlah hanya Allah dan orang-orang yang diberi tahu saja yang mengetahuinya. Karena setiap orang akan mendapatkan pahala dan hukuman yang adil atas perbuatannya di masa lampau. 

Sedangkan penyebab secara teknis biarlah kotak hitam dan tim investigasi yang akan mengungkapkannya nanti.

Saya hanyalah seorang awan yang cuma bisa mencoba mengira-ngira pesan apakah yang ada di balik tragedi ini untuk diri kita masing-masing. 

TUHAN menciptakan segala sesuatu tak ada yang sia-sia. Bukan hanya ciptaanNya yang berujud makhluk (materi) saja. Tetapi juga ciptaanNya dalam bentuk berbagai peristiwa sehingga terjalinlah kisah yang menuju suatu kesimpulan.

Menurutku seorang manusia yang baru lahir di dunia bagaikan sebuah pesawat yang baru selesai dirakit. Dilengkapinya ia dengan bentuk fisik yang indah, panca indra sebagai perangkat navigasi, hawa nafsu sebagai bahan bakarnya. Jantung, ginjal, lambung dan lain-lain sebagai mesinnya. Sedangkan hati nurani dan akal fikiran sebagai pilot dan co pilotnya, dan seterusnya.

SEORANG manusia yang sempurna adalah yang bisa menempatkan semua peralatan tubuhnya sesuai dengan fungsinya baik secara jasmani maupun rohani. 

Ia akan menjaga kesehatan jasmaninya dengan makanan yang seimbang baik gizi maupun kuantitasnya. Tidur sesuai jadwal, atau berolahraga secukupnya dan lain-lain.

Kesehatan rohaninya dijaga dengan banyak beramal baik, ikhlas, berbuat adil, jujur, mencari nafkah halal, dan sebagainya.

SEDANGKAN manusia yang rusak adalah yang sembarangan dalam menjalani hidup. Ia masukkan makanan haram dalam perutnya. Mencari penghasilan dengan cara menipu, korupsi dan sejenisnya. 

Bagaikan pesawat yang tak dirawat dengan baik, diberi bahan bakar berkualitas buruk atau di gantinya suku cadang dengan kualitas rendah demi mengejar keuntungan. 

Ia menempatkan hawa nafsunya sebagai pilot. Sedangkan suara hatinya yang memperingatkan agar “go around” karena di depan ada badai dan cuaca buruk, tidak digubrisnya. Maka tanpa disadari, sesungguhnya ia sudah menukik siap-siap menghantam “gunung salak” kesombongannya. 

WAHAI teman-temanku tersayang,
Sebenarnya ini adalah kata-kataku yang sangat berat aku ungkapkan. Karena aku sendiri adalah seorang yang lemah. Tetapi setidaknya semoga dapat menjadi penyemangat kita untuk terbang dengan cara-cara yang benar.

Kita muati diri kita dengan ilmu yang bermanfaat, kita periksa dan jaga kesehatan jiwa dan raga kita. Kemudian take off lah dengan niat baik. Yaitu dengan dilandasi keikhlasan, jujur dan tulus saat terbang di angkasa raya kehidupan ini. 

Marilah kita jaga agar kemudi berjalan sesuai jalurnya. Bersikaplah tenang dan bijaksana saat badai datang, dan mengikuti rambu-rambu yang telah diajarkan. 

MAKA semoga kita akan selamat sampai di bandara kebahagiaan. Yaitu di surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Tempat berkumpulnya para pencinta untuk memandang wajah Sang Kekasih tanpa hijab. Wallahu ‘alam.

1 komentar:

  1. http://www.facebook.com/photo.php?fbid=242016192565900&set=a.165799213520932.25698.100002725624293&type=1&ref=notif&notif_t=like&theater

    BalasHapus